Bicara masalah pendidikan memang tidak akan ada habisnya. Pendidikan moral misalnya, bisa didapat dari berbagai sumber. Mulai dari keluarga terkecil sampai lingkungan sekitar yang kita lalui sehari-hari. Hal sepele yang kadang dianggap tidak berarti, bisa menjadi sebuah pendidikan moral. Contoh kecil, berbagi, kepada siapapun.
Sekarang yang lebih sering dilihat adalah pendidikan formal. Ketika seseorang dilihat dari latar belakang pendidikannya. Padahal intelektual itu bukan hanya dari pendidikan formal, tapi juga moral.
Setinggi-tingginya tingkat pendidikan seseorang kalau gak punya moral, sia-sia lah pendidikannya itu.
Tapi, orang tua mana yang tidak ingin anaknya sekolah setinggi-tingginya? Orang tua mana yang tidak ingin melihat anaknya berhasil karena disekolahkan dan diberikan pendidikan moral di keluarganya?
Termasuk orang tuaku. Melihat anaknya kuliah dengan biaya sendiri aja serasa gak tega karena masih merasa mampu membiayai anak-anaknya sekolah.
Mama : Yakin kamu mau bayar kuliah sendiri?
Aku : Ya yakin lah. Posisi udah kerja, masak masih minta ke orang tua?
Mama : Tapi bapak sama mama udah diskusi kalau kuliahmu tetap dibayar bapak. Gelarmu S1 masih tanggung jawab orang tua.
Aku : Gak mau. Terserah mama sama bapak mau bilang apa. Dari awal kuliahku itu tanggung jawabku sendiri. Waktu dari D3, ketika aku udah dapet uang sendiri kan juga udah gak mau dicover. Tapi mama tetep aja ngasih uang ya terserah dan itu aku jadikan tabungan.
Mama : Ya udah terserah kamu. Kalau gak mau dibayarin orang tua, ya nanti anggap aja kalau dikasih uang buat tabungan. Bukan buat SPP.
Aku : Oke, gitu aja deh ma.
Pernah sekali waktu terucap kata-kata seperti ini: "setinggi-tingginya gaji kamu kalau sekolahnya gak diselesaikan ya gimana." (merinding langsung, alias sindiran halus)
Terasa gantung banget kata-kata itu. Tapi makna yang tersirat tidak lain adalah pasti orang tua maunya anak perempuannya ini selesai sekolah walaupun pekerjaannya terkadang lebih didewakan.
Pendidikan itu memang dapat diperoleh kapan saja dan dimana saja. Tetapi untuk urusanku yang satu ini adalah lebih kepada tanggung jawabku sebagai anak untuk memperoleh pendidikan formal minimal seperti yang mereka inginkan. Sekali lagi, Motivasiku menyelesaikan kuliah adalah sebagai wujud tanggung jawab kepada orangtua. Nilai plusnya juga ada sebagai penunjang dalam dunia pekerjaan.
Yang harus selalu diingat adalah, Pendidikan itu hanya sebagai penunjang untuk kelangsungan hidup, selebihnya ya tetap usaha dan kerja keras plusplus DOA.
Hal ini makin jelas terlihat ketika banyak sarjana yang pengangguran. Lebih baik lulusan SMA tapi punya penghasilan. Kalau ditambah kerja keras pasti hasilnya melebihi pemilik gelar sarjana. Jadi gak menyalahkan juga orang-orang yang belum minat sekolah atau tidak mau sekolah tapi punya usaha yang luar biasa, ya pasti hasilnya luar biasa. Ini nih pendidikan moral juga.